Senin, 28 Maret 2011

hal penting dalam hidup

Sudah lupa dapat cerita ini dari mana, dari siapa, tapi sangat sangat sangat mengena. Kadang kita memang lupa akan hal-hal paling penting dalam hidup. Semoga cerita ini membawa kesadaran kita kembali.

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat.
Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisi dgn bola2 golf.
Kemudian berkata kpd murid2nya, apakah toples sdh penuh...... ? Mereka setuju !!!!
Kemudian dia menuangkan batu koral ke dlm toples, mengguncang dgn ringan. Batu2 koral mengisi tempat yg kosong di antara bola2 golf.
Kemudian dia bertanya kpd murid2nya, apakah toples sdh penuh ?? Mereka setuju !!!
Selanjutnya dia menabur pasir ke dlm toples ...
Tentu saja pasir menutupi semuanya.
Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sdh penuh..??.murid , "Yes"...!!
Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dlm toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid tertawa....
"Sekarang.. saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. "
"Bola2 golf adalah hal yg penting; Tuhan, keluarga, anak2, kesehatan.
"Jika yg lain hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu msh ttp penuh."
"Batu2 koral adalah hal2 lain, spt pekerjaanmu, rumah dan mobil."
"Pasir adalah hal2 yg sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dlm toples, maka tdk akan tersisa ruangan utk batu2 koral ataupun utk bola2 golf... Hal yg sama akan terjadi dlm hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi utk hal2 yg sepele, kalian tdk akan mempunyai ruang utk hal2 yg penting buat kalian."
"Jadi Beri perhatian utk hal2 yg penting utk kebahagiaanmu.
"Bermainlah dgn anak2mu."
"Luangkan wkt utk check up kesehatan."
"Ajak pasanganmu utk keluar makan malam"
"Berikan perhatian terlebih dahulu kpd bola2 golf.
Hal2 yg benar2 penting. Atur prioritasmu.
Baru yg terakhir, urus pasirnya.
"Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?
Profesor tersenyum, "Saya senang kamu bertanya."
"Itu utk menunjukkan kpd kalian, sekalipun hidupmu tampak sdh sgt penuh, tetap selalu tersedia tempat utk secangkir kopi bersama sahabat"

Minggu, 27 Maret 2011

Jangan Sakiti Perempuan


STOP KEKERASAN PADA PEREMPUAN !!! “Aku adalah tiap rintik hujan yang membasahi bumi. kecil, sedikit, tapi berarti”

Aku mendapat bunga hari ini meski hari ini bukan hari istimewa dan bukan hari ulangtahunku. Semalam untuk pertama kalinya kami bertengkar dan ia melontarkan kata-kata menyakitkan. Aku tahu ia menyesali perbuatannya karena hari ini ia mengirim aku bunga.

Aku mendapat bunga lagi  hari ini. Ini bukan ulangtahun perkawinan kami atau hari istimewa kami. Semalam ia menghempaskan aku ke dinding dan mulai mencekikku Aku bangun dengan memar dan rasa sakit sekujur tubuhku. Aku tahu ia menyesali (perbuatannya) karena ia mengirim bunga padaku hari ini.

Aku kembali  mendapat bunga hari ini, padahal hari ini bukanlah hari Ibu atau hari istimewa lain. Semalam ia memukul aku lagi, lebih keras dibanding waktu-waktu yang lalu. Aku takut padanya tetapi aku takut meningggalkannya. Aku tidak punya uang. Lalu bagaimana aku bisa menghidupi anak-anakku? Namun, aku tahu ia menyesali (perbuatannya) semalam, karena hari ini ia kembali mengirimi aku bunga.

Ada bunga untukku hari ini. Hari ini adalah hari istimewa : inilah hari pemakamanku. Ia menganiayaku sampai mati tadi malam. Kalau saja aku punya cukup keberanian dan kekuatan untuk meninggalkannya, aku tidak akan mendapat bunga lagi hari ini….

Ps : Ini tolong di forward ke sahabat2 kita yg wanita atau pria dimanapun. Kadang wanita terlalu lemah dan menerima saja untuk disakiti oleh pria yang dicintainya. Dan untuk para pria tolong untuk lebih menghargai wanita sebagai sosok yang nyata sangat penting untuk di sayangi.


kamu

Hari sudah beranjak menuju peraduan.
Tetap kunikmati dengan lahap semburat cahaya yang masih tersisa.
Ingatan tentangmu kembali lagi berebut melesak ke ruang padat di sudut benakku.
Aku tak ingin kenangan itu ikut berlalu bersama hari, menuju tempat yang aku tak tahu dimana.
Aku ingin ada disini bersama bayangmu yang masih tertinggal seluruhnya, memeluk batinku yang telah banyak terluka.
Kau hadir hari itu dengan sinar lembut yang menghangatkan relung hati yang sudah mulai berkabut.
Kau biarkan aku menyesap aroma yang menenangkan jiwaku yang mulai rapuh, hingga aku merasa tenang bersandar padamu.
Kau berikan aku sejuta pelangi dalam warna yang silaukan mata sehingga tak sanggup kubuka keduanya, hanya dengan kecupan penuh rasa.
Kusesali semua yang tak abadi, karena rasa itu juga mulai mencair dari hatimu.
Kusesali semua yang terasa tak adil, karena aku masih setia mengharap pandangmu.
Kusesali semua yang harus berlalu, karena kau ikut mengalir bersama waktu kehidupan.
Kusesali semua yang telah ada dan nyata padamu juga padaku.
Ada dia dan dia merangkul erat kita berdua, dan tak mungkin melepaskan.
Tak berdasar...

setiap kali kecewa

"Setiap kali kecewa, dia memotong rambutnya"
 
"Ya, minggu lalu rambutnya masih sebatas pinggang, sekarang sudah sangat pendek"
 
"Dia dikecewakan berulang kali akhir-akhir ini"
 
"Tapi sejak kemarin rambutnya tidak lagi bertambah pendek. Dia sudah tidak kecewa lagi?"
 
"Tidak. Dia masih saja dikecewakan. Hanya saja sekarang dia memotong jarinya"

gravitasi


Cicak merayap angkuh di dinding kamar ini. Jejeran semut merayap terburu-buru di sisi lain dinding kamar ini. Di luar jendela kulihat burung-burung berterbangan dengan riang ke atas ke bawah seakan tanpa beban.
Mereka tidak terperangkap kekangan gravitasi. Enak sekali mereka!
Aku juga bisa menentang gravitasi, karena sekarang aku membumbung tinggi ke atas, menempel pada dinding yang tinggi, melihat ke bawah pada sosok yang mirip diriku memegang botol dengan tulisan salah satu merek obat serangga.

sepi

Sepi...
Tak beralaskan apa-apa.
Tak bertepikan apa-apa.
Tak bernaungkan apa-apa.
Sepi...
Mengisi kehampaan.
Mengisi keheningan.
Mengisi ketiadaan.
Sepi...
Tanpa penjabaran.
Tanpa penyelesaian.
Tanpa kepastian.
Sepi...
Karena merindumu.
Karena hilangmu.
Karena kamu.